Blitar - Hari ini Ahad (28/05/2017) bertepatan 2 Ramadhan 1438 H matahari akan melintasi (singgah) tepat diatas Ka'bah dan terjadi dua kali dalam satu tahun masehi. Ketetapan (fenomena) ini dalam bahasa arab disebut sebagai peristiwa Istiwa A'zham (Persinggahan Utama) yang juga disebut "rashdul qiblah". Momen astronomis ini bisa dimanfaatkan untuk mengkoreksi arah kiblat dimanapun posisi kita.
Tahukah kita, jika kita tinggal di wilayah indonesia dan sekitarnya terlebih kita tinggal di wilayah blitar dan sekitarnya, pergeseran arah kiblat sebesar 1 derajad saja bisa melencengkan arah (shalat) sekitar 100 km dari titik Ka'bah. Semakin besar melencengnya kita menghadap Ka'bah maka akan semakin jauh kita dari Ka'bah. Kita ambil contoh dari Masjid Bustanut Taqwa (MBT) Pojok arah kiblat sebesar 294 derajat dari utara dengan kata lain menghadap Ka'bah bukan hanya sekedar menghadap kebarat.
Inilah mungkin Allah SWT memberikan informasi sekaligus pelajaran tersembunyi serta kebesarannya bahwa "Palingkanlah mukamu ke Masjidil Haram (kiblat). Dan dimana saja kamu berada" Qs.02:144. Sangat dianjurkan untuk setepat mungkin arah kiblat ini, baik bagi masjid dan mushollah maupun ketika kita sholat.
Patut bersyukur kita, menentukan arah kiblat dengan tepat itu tidak sulit bahkan tidak perlu alat canggih. Dengan hanya berbekal sinar matahari (Asysyamsa dhiyaa an) dengan cuaca langit yang bersahabat, kita bisa menentukannya dengan amat teliti, bahkan lebih teliti dibanding dengan kompas.
Peristiwa Istiwa A'zham bagi wilayah Indonesia, waktu kejadiannya adalah 28 Mei jam 16:18 WIB dan 16 Juli jam 16:27 WIB. Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, dimana saja, akan mengarah lurus ke Ka'bah, yang berarti bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk ke arah kiblat.
Didalam proses koreksi arah kiblat, sebelum dilakukan harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Permukaan dasar pengamatan harus betul-betul datar dan rata,
2. Pastikan bahwa benda atau tongkat yang menjadikan patokan harus berdiri tegak lurus,
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom.
Tahukah kita, jika kita tinggal di wilayah indonesia dan sekitarnya terlebih kita tinggal di wilayah blitar dan sekitarnya, pergeseran arah kiblat sebesar 1 derajad saja bisa melencengkan arah (shalat) sekitar 100 km dari titik Ka'bah. Semakin besar melencengnya kita menghadap Ka'bah maka akan semakin jauh kita dari Ka'bah. Kita ambil contoh dari Masjid Bustanut Taqwa (MBT) Pojok arah kiblat sebesar 294 derajat dari utara dengan kata lain menghadap Ka'bah bukan hanya sekedar menghadap kebarat.
Inilah mungkin Allah SWT memberikan informasi sekaligus pelajaran tersembunyi serta kebesarannya bahwa "Palingkanlah mukamu ke Masjidil Haram (kiblat). Dan dimana saja kamu berada" Qs.02:144. Sangat dianjurkan untuk setepat mungkin arah kiblat ini, baik bagi masjid dan mushollah maupun ketika kita sholat.
Patut bersyukur kita, menentukan arah kiblat dengan tepat itu tidak sulit bahkan tidak perlu alat canggih. Dengan hanya berbekal sinar matahari (Asysyamsa dhiyaa an) dengan cuaca langit yang bersahabat, kita bisa menentukannya dengan amat teliti, bahkan lebih teliti dibanding dengan kompas.
Peristiwa Istiwa A'zham bagi wilayah Indonesia, waktu kejadiannya adalah 28 Mei jam 16:18 WIB dan 16 Juli jam 16:27 WIB. Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, dimana saja, akan mengarah lurus ke Ka'bah, yang berarti bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk ke arah kiblat.
Didalam proses koreksi arah kiblat, sebelum dilakukan harus diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Permukaan dasar pengamatan harus betul-betul datar dan rata,
2. Pastikan bahwa benda atau tongkat yang menjadikan patokan harus berdiri tegak lurus,
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom.
Inilah gambar wilayah-wilayah yang bisa melihat matahari saat tepat di atas Ka'bah.
(lurimakranggan@gmail.com)