Thursday, 03 January 2013 (1182 reads)
JAKARTA,
(PRLM).-Penyelenggara Pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus bersiap-siap menghadapi berbagai
kemungkinan terjadinya kecurangan pemilu di tahun 2013.
Hal
itu karena, tahun 2013 merupakan tahun yang strategis bagi partai
politik menyiapkan strategi menghadapi Pileg dan Pilpres 2014.
"Ya,
2013 ini semua mesin parpol mulai diaktifkan untuk menghadapi Pemilu.
Semua partai politik akan mempersiapkan kadernya untuk menjadi caleg di
parlemen, begitu juga persiapan untuk mencari figur yang tepat presiden
kelak," ucap Pengamat Politik dari SIGMA Said Salahudin di Jakarta,
Minggu (30/12).
Menurut
Said, ada dua permasalahan yang akan muncul saat semua mesin parpol
bergerak menuju Pemilu 2014. Permasalahan itu nantinya, kata Said, sulit
dicegah apabila Bawaslu kalah cepat dan pintar dibandingkan para
peserta Pemilu.
Permasalahan
pertama yakni parpol akan mulai mencari penyumbang dana kampanye yang
siap memodali mereka. Namun, yang dikhawatirkan, kata dia, adalah
munculnya penyumbang dana kampanye yang tidak tercatat, yang biasa
disebut dengan Bohir.
"Bohir
masih akan muncul di Tahun 2013. Mereka adalah bandar-bandar yang harus
diwaspadai karena ketika partai menang mereka akan meminta kompensasi
politik," tuturnya.
Permasalahan
kedua, kata Said, yakni banyaknya parpol yang akan memanfaatkan
fasilitas negara untuk berkampanye. Misalnya, mereka akan menekan badan
usaha milik negara (BUMN) untuk mencari bantuan finansial.
Begitupula
bagi partai yang kadernya menjabat sebagai kepala pemerintahan seperti
gubernur atau bupati. "Penyimpangan kekuasaan bukan hal yang baru,
apalagi menjelang Pemilu 2014. Pemberian upeti akan mencapaai puncaknya
pada 2013," ujarnya.
Untuk
itu, Said pun menyarankan agar penyelenggara Pemilu khususnya Bawaslu
segera mengantisipasinya. Bawaslu, kata, dia harus gesit dan cerdas
menghadapi parpol dan caleg yang akan memanfaatkan dua peluang tersebut.
Di
tempat terpisah, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP),
Jimly Asshiddiqie meminta KPU bekerja secara profesional dan mampu
menjaga integritasnya dalam penyelenggaraan pemilu 2014.
"Kami
berharap para penyelenggara pemilu bisa kerja lebih baik dan terpercaya
untuk 2014, karena Pemilu 2014 harus betul-betul dapat dipercaya,"
ucapnya.
Dia
menambahkan, tahun 2013 iklim politik di Tanah Air akan memanas. Itu
karena, parpol dan capres mempersiapkan dirinya untuk pemilu legislatif
dan eksekutif di 2014.
Jimly
menuturkan, penyelenggaraan pemilu akan berpengaruh terhadap hasil
pemilu. Jika penyelenggaraan pemilu baik maka tingkat kepercayaan
masyarakat akan baik. Begitu juga sebaliknya. "Lain itu, peserta pemilu
juga harus siap mengikuti pemilu dengan jujur dan adil," ujarnya.
(A-194/A-89)*** (Sumber: Pikiran Rakyat Online)