Belanja Online
Minggu, 30 Oktober 2016
Sabtu, 29 Oktober 2016
DO'A PENGUAT IMAN
Pertanyaan Dari:
Mulyadi, Laren, Lamongan, Jawa Timur
(disidangkan
pada hari Jum’at, 9 Muharram 1434 H / 23 November 2012)
Kepada para
pengasuh fatwa yang terhormat, kami ingin bertanya; Doa
apa yang harus dibaca untuk menguatkan iman kita? Terima kasih.
Jawaban
:
Terima kasih
atas pertanyaan yang saudara ajukan, kami memohon kepada Allah swt semoga
senantiasa memberikan keteguhan iman yang menghunjam kuat di dalam hati kita semua.
Sesungguhnya permasalahan mengenai iman merupakan permasalahan yang paling urgen
dan vital. Selamat dan tidaknya seseorang di kehidupan yang kekal kelak bergantung
pada masalah
ini.
Allah dan Rasul-Nya menjelaskan perihal karakterstik iman
yang memang fluktuatif (terkadang bisa naik dan bisa juga
turun), sehingga
dibutuhkan cara atau langkah untuk menjaganya. Banyak sekali langkah atau
kiat-kiat untuk memperkuat iman agar tidak mudah goyah, kami akan memaparkan
beberapa tips atau kiat-kiat untuk memperkuat iman tersebut. Tips atau kiat-kiat
tersebut terdiri dari yang primer (utama) dan sekunder (pendukung). Berikut
kiat-kiatnya:
A. Faktor
Primer (utama), yakni,
merupakan faktor atau tips utama berupa tindakan nyata yang harus dilakukan oleh seseorang yang
ingin memperkuat keimanannya. Di
antaranya adalah:
1.
Akrab dengan al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan petunjuk
utama untuk mencapai tsabat (keteguhan iman) sekaligus merupakan
penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabb-nya. Barangsiapa berpegang teguh pada al-Qur’an, niscaya Allah akan memeliharanya. Barangsiapa mengikuti al-Qur’an, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menunjukinya ke
jalan yang benar.
Allah swt berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ
مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: “Wahai manusia sungguh
telah datang pelajaran dari Tuhan-Mu (al-Qur’an), sebagai penyembuh bagi
penyakit yang ada di dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang
beriman.” [QS. Yunus (10): 57]
Allah swt menjamin orang-orang yang istiqamah terhadap agama Islam, kepadanya akan diturunkan malaikat agar dia senantiasa merasa tentram dalam hatinya dan tidak bersedih. Dengan istiqamah juga Allah swt akan memelihara kualitas keimanannya.
Allah swt berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang
yang berkata Tuhan kami adalah Allah kemudian dia beristiqamah dengan
perkataannya, maka malaikai-malaikat akan turun kepada mereka dan berkata:
“janganlah kamu takut dan sedih, berilah kabar gembira dengan surga yang
dijanjikan.”
[QS. al-Ahqaf (46): 13]
[QS. al-Ahqaf (46): 13]
3.
Menjauhi maksiat
Rasullullah saw menggambarkan
maksiat ibarat sebuah noda yang menempel di hati. Semakin seseorang menjauhi
maksiat maka akan bercahayalah hatinya sehingga petunjuk akan mudah diterimanya.
Demikian pula sebaliknya, ketika seseorang sering berbuat maksiat maka hatinya
sedikit demi sedikit akan tertutupi hingga cahaya petunjuk pun sulit diraihnya.
4.
Berteman dengan orang-orang yang
sholeh
Faktor eksternal (luar), merupakan
faktor pendukung yang dapat mewarnai kualitas keimanan seseorang, dalam hal ini
memilih teman. Allah dan Rasul-Nya pun mewanti-wanti kepada kita untuk
lebih selektif dalam memilih teman agar tidak menyesal di kemudian hari,
sekaligus teman bisa menjadi tolok ukur baik dan tidaknya agama seseorang.
Allah swt berfirman:
يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا
خَلِيلًا
Artinya: “Wahai celaka aku,
sekiranya aku dulu tidak menjadikan fulan sebagai teman akrabku” [QS. al-Furqan
(25): 28]
Rasulullah saw bersabda:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ
مَنْ يُخَالِلْ
Artinya: “Kualitas agama seseorang itu bisa
dilihat dari teman akrabnya, maka hendaklah di antara kalian memperhatikan
kepada siapa dia berteman.” [HR. Ahmad]
B.
Faktor Sekunder (pendukung), yakni merupakan faktor pendukung dari faktor
primer (utama), yaitu memohon pertolongan kepada Allah swt
agar memelihara keimanan kita.
Setelah kita berusaha menjaga kualitas keimanan kita melalui tindakan nyata,
maka langkah terakhir yang kita lakukan adalah mensingkronkan (menyambungkan)
usaha tersebut dengan doa. Sebab akan sangat mustahil jika seseorang hanya
berdoa saja sementara ia tidak melakukan tindakan apapun untuk memperbaiki dan
memelihara keimanannya. Begitu pula sebaliknya, seseorang tidak akan pernah
berhasil memelihara keimanannya jika ia hanya mendasarkan pada usaha saja
dengan meninggalkan doa, sebab masalah keimanan ini erat kaitannya dengan Allah
swt selaku al-Khalik, Dzat yang membolak-balikkan hati manusia. Jika ia
tidak mau berdoa, maka bagaimana mungkin Allah akan menjaga keimanannya?
Pada dasarnya tidak terlarang bagi seseorang untuk berdoa dengan lafadz dan
bahasa apapun yang ia mampu, asalkan substansi (isi) doanya baik dan mengena,
akan tetapi seyogyanya setiap muslim dalam berdo’a hendaknya senantiasa
melandaskan prinsip ittiba’ (mengikuti) Allah dan Rasul-Nya,
sebab doa yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya itulah merupakan sebaik-baik
doa.
Di antara doa-doa ma’tsur dari al-Qur’an maupun as-Sunnah untuk menjaga
keteguhan iman adalah:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ
قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ
أَنْتَ الْوَهَّابُ
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan kami
kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepeda kami rahmat dari
sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi.” [QS. Ali-Imran (3): 8]
رَبَّنَا اغْفِرْ
لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا
وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya; “Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.” [QS. Ali-Imran (3): 147]
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ
آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ
عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ رَبَّنَا وَآتِنَا مَا
وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا
تُخْلِفُ الْمِيعَاد
Artinya :”Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu): “berimanlah kalian kepada Rabb kalian, maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuslah kesalahan-kesalahan kami, serta wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti (shalih). Ya Rabb kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui Rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat kelak. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji.” [QS. Ali-Imran (3): 193-194]
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya: “Wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan ini.” [QS. al-Kahfi (18): 10]
Dan masih
banyak doa-doa
lain dari al-Qur’an yang dapat dibaca. Silakan saudara mencarinya dengan
seksama.
2.
Doa
dari as-Sunnah
اَللَّهُمَّ ياَمُصَرِّفَالْقُلُوْبِ
صَرِّفْ قُلُوْبُنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Artinya: “Ya allah, Dzat yang
mencondongkan hati, condongkanlah
hati-hati
kami untuk taat kepada-Mu.”
[HR.
Muslim,
no. 2654]
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ
ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Artinya:
“Wahai Rabb yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu” (HR.
At-Tirmidzi no. 3522, Ahmad no. 302, 315)
اللَّهُمَّ ثَبِّتْنِي
وَاجْعَلْنِي هَادِيًا مَهْدِيًّا
Artinya:
“Ya Allah, teguhkanlah diriku, jadikanlah diriku pemberi petunjuk dan diberi
petunjuk (olehmu).” [HR.
al-Bukhari, no. 2725]
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَ
سَدِّدْنِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ السَّدَادَ
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah petunjuk kepadaku dan luruskanlah diriku. Ya Allah,
sesungguhnya aku mohon petunjuk dan kelurusan kepada-Mu.” [HR.
Muslim,
2725]
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
الْهُدَى وَ التُّقَى وَ الْعَفَافَ وَ الْغِنَى
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk, ketakwaan, kesucian, (dijauhkan
dari hal-hal yang tidak halal/tidak baik), dan kecukupan.” [HR. Muslim, no. 2721; at-Tirmidzi, no. 3489; Ibnu Majah no. 3832]
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ
مِنَ اْلعَجْزِ وَاْلكَسَلِ وَاْلجُبْنِ وَاْلبُخْلِ وَاْلهَرَمِ وَعَذَابِ اْلقَبْرِ.
اَللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابَ
لَهَا
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kelemahan,
kemalasan, sifat pengecut, kekikiran, pikun, dan adzab kubur. Ya Allah,
berikanlah ketaqwaan pada diriku, dan sucikanlah ia, Engkau adalah sebaik-baik
Dzat yang Maha Mensucikannya, Engkau Dzat yang Melindungi dan Memeliharanya. Ya
Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati
yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”
[HR.
Muslim,
no. 2722, dan an-Nasa’I,
no. 269]
Demikianlah
kiat-kiat dan doa-doa ma’tsur baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah untuk
memelihara keimanan kita. Semoga Allah swt senantiasa menjaga keimanan kita. Amin
yaa
Mujiibas-sa’ilin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
E-mail: tarjih_ppmuh@yahoo.com dan ppmuh_tarjih@yahoo.com
Sabtu, 22 Oktober 2016
Adab Tata Cara Komunikasi dengan HT Melalui RPU
1.Memonitor dahulu selama 3-5 menit
2.Memperhatikan siapa yang sedang
berkomunikasi
3.Memperhatikan apa yang sedang
dikomunikasikan. (penting/tidak)
4.Masuk pada spasi atau interval (tidak
perlu menggunakan kata break atau contact), dengan menyebutkan Nama dan apabila
ingin berkomunikasi/memanggil seseorang, langsung memanggil dengan menyebut
Nama orang yg dipanggil (contoh : Indra memanggil Paijo, maka pada jeda spasi
Indra langsung masuk dengan mengatakan:
Paijo, Indra menuju.
5.Tidak perlu tergesa-gesa, komunikasikan
dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti/difahami.
7.Apabila ada hal yang bersifat darurat/emergency silahkan gunakan interupsi pada spasi/interval.
8.Jangan memonopoli frekwensi dengan
berkomunikasi hanya dengan satu orang, dan selalu memberikan kesempatan kepada
orang lain yang mau menggunakan pancar ulang dengan memberi spasi.
9. Mengucapkan kata ganti pada akhir pembicaraan.
10.Memberikan kesempatan kepada pengguna
di lapangan/stasiun bergerak yg menggunakan perangkat dengan kemampuan
terbatas.
11.Mengutamakan/memberikan kesempatan
pada pembawa berita yg bersifat emergency/darurat.
12. Yg muncul (memancar) pertama kali
bertindak sebagai pengendali frekwensi.
Kamis, 29 September 2016
KAJIAN ISLAM dan FATWA
1. Adat Masyarakat, Adzan dulu Ketika Orang Mau Berangkat Haji
Tanya :
Di beberapa masjid, ketika seseorang hendak berangkat haji, dia
diadzani. Apa praktek ini benar? ada yang bilang, itu ada dalil riwayat
Bukhari dan Muslim…
Jawab :
Jawab :
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Sebelum kita beranjak pada masalah dalil, terlebih dahulu kami ajak anda untuk memahami satu prinsip berikut.
Semua
kaum muslimin paham bahwa islam adalah agama sempurna. Dan semua
kegiatan yang sifatnya ibadah, telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kamiharap, anda mengakui hal ini. Jika diminta dalilnya, anda bisa baca hadis dari Sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا بَقِيَ شَىءٌ يُقرِّبُ مِنَ الجَنّةِ وَيُبَاعِد مِن النَّار، إِلّا وَقَدْ بُيِّنَ لكم
Tidak
tersisa suatu apapun yang bisa mendekatkan diri ke surga dan menjauhkan
dari neraka, kecuali telah dijelaskan kepada kalian. (HR. Thabrani
dalam al-Kabir, 1624)
Kemudian Abu Dzar mengatakan,
لَقَدْ
تَرَكَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا
يَتَقَلَّبُ فِي السَّمَاءِ طَائِرٌ إِلَّا ذَكَّرَنَا مِنْهُ عِلْمًا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah meninggalkan dan tidak ada burung yang mengepakkan sayapnya di
langit, kecuali beliau telah menjelaskan ilmunya kepada kami. (HR. Ahmad
21439 dan dihasankan oleh Syuaib al-Arnauth).
Kemudian di sana ada kaidah, jika ada satu perbuatan yang sangat mungkin dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
serta para sahabat, ada motivasi untuk melakukannya dan tidak ada
penghalang yang menyebabkan beliau meninggalkan perbuatan itu, akan
tetapi beliau tidak mengajarkan perbuatan tersebut, menunjukkan bahwa
itu bukan bagian dari ajaran islam.
Sebagai ilustrasi,
Adzan ketika memasukkan jenazah ke kuburan. Mungkinkah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya?
Jawabannya
sangat mungkin. Tidak ada yang susah bagi beliau untuk melakukannya.
Beliau bisa minta salah seorang sahabat untuk adzan ketika memasukkan
jenazah di kuburan. Namun ketika tidak ada riwayat yang menyebutkan
bahwa beliau mengadzani mayit ketika memasukkan jenazah di kuburan, maka
adzan semacam ini bukan ajaran islam.
Contoh lain,
Pembukuan al-Quran.
Mungkinkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya di zaman beliau?
Jawabannya
tidak mungkin. Karena selama beliau hidup, wahyu sewaktu-waktu akan
turun, yang bisa saja wahyu itu menasakh wahyu sebelumnya. Sehingga
tidak mungkin dibukukan. Disamping itu, tidak ada latar belakang yang
kuat untuk melakukan itu. Karena penghafal al-Quran sangat banyak dan
orang bisa merujuk langsung ke beliau.
Karena itu, pembukuan al-Quran yang dilakukan di zaman sahabat, tidak bertentangan dengan syariat islam.
Kaidah
inilah yang digunakan para sahabat ketika mereka mengingkari perbuatan
orang lain yang menambahi ajaran syariat. Suatu ketika, ada orang yang
bersin di samping Ibnu Umar. Seusai bersin, dia membaca;
الحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
Alhamdulillah, was salamu ‘ala rasulillah…
Mendengar ini, Ibnu Umar langsung komentar,
وَلَيْسَ
هَكَذَا عَلَّمَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
عَلَّمَنَا أَنْ نَقُولَ: «الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ»
Bukan seperti ini yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kami. Beliau mengajari kami untuk mengucapkan, ’Alhamdulillah ’ala kulli haal.’ (HR. Turmudzi 2738 dan statusnya hasan).
Demikian pula yang dilakukan sahabat Ammarah bin Ruaibah radhiyallahu ‘anhu,
ketika beliau melihat seorang khatib jum’at (Bisyr bin Marwan) yang
berdoa dengan mengangkat kedua tangannya. Kemudian Ammarah mengatakan,
قَبَّحَ
اللَّهُ هَاتَيْنِ الْيَدَيْنِ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ مَا يَزِيدُ عَلَى
هَذِهِ يَعْنِي السَّبَّابَةَ
Semoga Allah tidak merahmati kedua tangan itu. Sungguh aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdoa di atas mimbar, dan beliau tidak lebih dari isyarat ini. Beliau
berisyarat dengan jari telunjuk. (HR. Ahmad 17224, Abu Daud 1104, dan
dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Dan masih banyak kasus semacam ini.
Kita beralih ke adzan ketika melepas kepergian haji.
Jika kita ditanya, apa yang sulit bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajarkan hal demikian?
Tentu
jawabannya, tidak ada yang sulit. Beliau bisa dengan mudah menyuruh
sahabat untuk adzan ketika beliau hendak berangkat haji. Dan juga tidak
ada penghalang bagi beliau untuk melakukannya.
Namun tatkala tidak
ada dalil yang menyebutkan bahwa beliau melakukannya, menunjukkan bahwa
mengadzani jamaah haji ketika hendak berangkat, BUKAN ajaran syariat.
Ada Dalil Riwayat Bukhari & Muslim?
Kami
sempat terheran dengan pernyataan ini. Ada dalil riwayat Bukhari &
Muslim tentang mengadzani keberangkatan jamaah haji. Jika memang ada
dalilnya riwayat Bukhari & Muslim, tentu praktek semacam ini akan
menjadi tradisi yang makruf di masyarakat. Namun yang kita saksikan,
tradisi semacam ini hanya ada di beberapa daerah di Indonesia dan
sekitarnya. Saya sendiri baru menemukan tradisi ini di Jogja. Waktu di
Lamongan Jawa timur, belum pernah melihatnya. Sementara pelepasan jamaah
haji, diresmikan di Masjid pusat Kecamatan.
Kemudian, kami
menemukan situs[1] yang menganjurkan adzan melepas kepergian haji.
Ternyata benar, ada dalilnya. Hadis riwayat Bukhari & Muslim. Tapi
tunggu dulu, pembahasan belum selasai. Jika anda perhatikan hadis
tersebut, terlalu jauh jika dipahami sebagai dalil anjuran mengadzani
jamaah haji. Sama sekali gak nyambung. Kecuali jika dipaksa-paksakan.
Dan
seperti ini telah menjadi prinsip sebagian orang. Dia memiliki pendapat
yang tidak sesuai syariah, selanjutnya dia cari-cari dalil yang bisa
mendukung pendapatnya. Jika tidak mendukung, maka dipaksa mendukung.
Sehingga urutannya, punya pendapat dulu, baru cari dalil. Allahu akbar, jelas ini pemerkosaan terhadap dalil. Seharusnya, berlajar dalil dulu, kemudian berpendapat sesuai dalil.
Dari situs itu, bisa kita simpulkan, ada dalil yang menganjurkan mengadzani jamaah haji,
Pertama, hadis dari Malik bin al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu. Beliau menceritakan kisah perjalanannya bersama rekan sekampungnya, belajar kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
أَتَيْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَفَرٍ مِنْ قَوْمِي،
فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً، وَكَانَ رَحِيمًا رَفِيقًا،
فَلَمَّا رَأَى شَوْقَنَا إِلَى أَهَالِينَا
Saya mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersama serombongan pemuda dari kaumku. Kami tinggal di kota beliau 20
hari. Beliau orang yang sangat kasih sayang, dan lembut. Ketika beliau
melihat kami mulai kangen dengan keluarga, beliau berpesan,
ارْجِعُوا
إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ، وَصَلُّوا كَمَا
رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي، وَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ، فَلْيُؤَذِّنْ
لَكُمْ أَحَدُكُمْ، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
Kembalilah ke
keluarga kalian, ajari mereka dan perintahkan mereka (untuk masuk
islam). Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku shalat. Apabila
datang waktu shalat, hendaknya salah satu diantara kalian melakukan adzan, kemudian yang paling tua menjadi imam. (HR. Bukhari 6008 & Muslim 674).
Dalam riwayat Muslim terdapat tambahan, ”Kami para pemuda yang usianya sepantaran.”
Anda bisa perhatikan, kira-kira, perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan adzan, itu perintah karena apa?
Jawabannya, karena tiba waktu shalat wajib. Dan ini sangat jelas dinyatakan dalam teks hadis: ”Apabila datang waktu shalat, hendaknya salah satu diantara kalian melakukan adzan”.
Karena itu, ulama menganjurkan bahwa ketika datang waktu shalat wajib,
hendaknya seseorang melakukan adzan, meskipun dia sedang musafir.
Kemudian melakukan jamaah bersama rombongan, jika tidak mampir masjid.
Karena perjalanan masa silam, melintasi padang pasir, sehingga mereka
shalat berjamaah di tengah perjalanan yang jauh dari perkampungan.
Karena itu, imam Bukhari membuat judul bab untuk hadis ini dengan
pernyataan,
بَابُ مَنْ قَالَ: لِيُؤَذِّنْ فِي السَّفَرِ مُؤَذِّنٌ وَاحِدٌ
Bab, pendapat ulama: Dalam Safar, Hendaknya ada Orang yang Beradzan. (Sahih Bukhari)
Artinya,
ketika rombongan musafir menjumpai waktu shalat, salah satu mereka
melakukan adzan untuk shalat jamaah. Karena itu, tidak mungkin dipahami
sebagai dalil anjuran untuk mengadzani jamaah haji. Terlalu dipaksakan.
Kedua, hadis dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, yang menceritakan perjalanan haji wada’ bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersama para sahabat berangkat haji, sebelum masuk kota Mekah, beliau
singgah di Saraf. Di tempat ini, Aisyah menangis karena mengalami haid,
sehingga beliau tidak bisa Umrah untuk tamattu’. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemuinya, beliau bersabda,
فَلَا يَضُرُّكِ، فَكُونِي فِي حَجِّكِ، فَعَسَى اللهُ أَنْ يَرْزُقَكِيهَا
Tidak masalah, niatkan untuk haji. Semoga Allah memberimu kesempatan untuk Umrah.
Aisyahpun
melaksanakan ibadah haji, hingga hari kegiatan di Mina. Ketika itu,
Aisyah mendapatkan suci haid. Kemudian beliau melakukan Thawaf ifadhah.
Selesai haji, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam singgah di
al-Muhashab, lalu beliau menyuruh Abdurrahman bin Abu Bakr untuk
mengantarkanku ke Tan’im dalam rangka mengambil miqat untuk Umrah.
Seusai Umrah, saya mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di kemahnya. Beliau bertanya,
هَلْ فَرَغْتِ؟{ قُلْتُ: نَعَمْ،}
”Kamu sudah selesai?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
”Ya, jawabku.”
Kata A’isyah,
فَآذَنَ
فِي أَصْحَابِهِ بِالرَّحِيلِ، فَخَرَجَ فَمَرَّ بِالْبَيْتِ فَطَافَ بِهِ
قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَدِينَةِ
Kemudian beliau mengadzankan
kepada para sahabatnya untuk berangkat. Kemudian beliau keluar, lalu
melewati Ka’bah dan beliau thawaf Wada’ sebelum subuh. Kemudian beliau
pulang ke Madinah. (HR. Muslim 1211).
Di situ ada lafadz,
فَآذَنَ فِي أَصْحَابِهِ بِالرَّحِيلِ
mengadzankan kepada para sahabatnya untk berangkat.
Kalimat ini dijadikan alasan, anjuran mengadzami jamaah haji. Dan jelas ini pemaksaan, karena:
- Kata aadzana di situ artinya adalah mengumumkan. Bukan adzan penanda datangnya shalat.
- Ini terjadi di ujung perjalanan haji, sebelum melakukan thawaf wada’. Sehingga tidak ada hubungannya dengan keberangkatan haji. Jika dianjurkan adzan untuk jamaah yang mau berangkat haji, seharusnya dilakukan di Madinah.
Karena semua alasan ini, para ulama
menilai adzan untuk perpisahan dengan jamaah haji sebagai perbuatan yang
menyimpang dari ajaran syariat. Dalam kitab Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, penulis menyebutkan daftar kesalahan yang banyak dilakukan masyarakat terkait ibadah haji. diantaranya
الأذان عند توديعهم
Adzan ketika perpisahan jamaah haji.
(Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, hlm. 105)
Allahu a’lam
[1] Mohon maaf, alamat situs tidak kami sebutkan. Karena ada logo ormas.
Acer L1410 N3050 Win10
*Acer
L1410 N3050
Win10 (Black,Red, Gold, Silver) >> Rp. 3.635jt
(Free
DVDRW Ext.USB)
*Acer
L1410 N3050
Lnx (Black,Red, Gold, Silver) >>
Rp. 3.335jt
(Free
DVDRW Ext.USB)
Harga Spesifikasi Acer One 14 L1410 – Acer belum lama ini telah meluncurkan notebook terbaru untuk segmen entry-level di Indonesia melalui seri One 14 L1410. Berdasarkan informasi yang Laptophia Blog himpun, notebook Acer One 14 L1410 ini mengunggulkan OS Windows 10 yang terinstal di dalamnya dan didukung baterai tahan lama.
Tak hanya itu, Laptophia melihat Acer One 14 L1410 ini tampil dengan desain yang menawan, tipis, dan ringan. Bobot laptop One 14 L1410 ini hanya 1,5kg saja, sehingga relatif ringan dibawa kemana-mana.
Acer membekali laptop ini dengan layar berukuran 14 inci yang menggunakan teknologi TFT LCD LED (Light Emiting Diode) backlight dengan resolusi 1366 x 768 piksel, sama seperti seri Acer One 14 varian warna lainnya. Ukuran layar yang besar pada Acer One 14 L1410 sangat mendukung bagi pengguna yang menghabiskan banyak waktunya untuk bekerja di depan laptop.
Performa yang ditawarkan oleh laptop Acer One 14 L1410 menurut Laptophia tidak terlalu menonjol, meski telah ditenagai oleh prosesor Intel generasi baru, yakni Braswell yang merupakan kelanjutan dari Bay Trail. Acer mempersenjatai One 14 L1410 dengan prosesor Intel Celeron N3050 dual-core generasi Bay Trail yang berlari dengan kecepatan 1,6GHz dan TurboBoost mencapai 2,16GHz. Tak hanya itu, Acer One 14 L1410 ini juga didukung oleh memori RAM berkapasitas 2GB jenis DDR3L dengan kecepatan 1600MHz yang dapat di-upgrade apabila diperlukan.
Kinerja laptop Acer One 14 L1410 sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan komputasi sehari-hari, seperti browsing, Office, multimedia ringan atau chatting. Laptop tipis ini diperkuat grafis dari GPU (Graphics Processing Unit) Intel HD Graphics Gen8 yang mengusung arsitektur grafis generasi kedelapan yang terdiri dari 12 execution unit (EUs) dengan kecepatan hingga 640MHz. Meski demikian, kinerja secara keseluruhan masih kalah dengan grafis diskrit kelas entry-level.
Sektor ruang penyimpanan, laptop ini juga relatif standar dengan mengandalkan hard disk berkapasitas 500GB dengan kecepatan rotor 5400rpm yang dapat di-upgrade apabila diperlukan, serta didukung oleh eMMC32GB. Konektivitas laptop ini cukup standar di kelasnya dengan dukungan WiFi, Port USB 2.0, Port USB 3.0, dan Port HDMI. Pabrikan asal Taiwan ini membekali One 14 L1410 dengan baterai berkapasitas 4800mAh yang diklaim mampu bertahan hingga 9 jam penggunaan standar, ini luar biasa.
Rabu, 28 September 2016
Jalan Menuju Selamat
AL QURAN TERJEMAH PER KATA ONLINE TERCANGGIH
- Quranterjemah.com adalah proyek open source. Semua turunan dan / atau hasil kutipan situs ini HARUS BEBAS DICOPY, DAN DISEBARLUASKAN kepada siapapun tanpa batasan apapun.
FITUR - FITUR :
1. PENCARIAN TERCANGGIH MULTI-BAHASA.
- Dapat menangani pencarian kalimat dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
- Kata kunci dapat berupa kata atau kalimat.
- Menggunakan metode perangkingan seperti google sehingga akan mencari ayat yang paling mendekati jika kata kunci yang sama persis tidak ditemukan
- Kata kunci surat sangat fleksibel,
misalnya : | Al baqarah ayat 1-5 |
Yusuf ayat 2 dan 3 | |
2:1-5 | |
2:1,2,3,4 |
- Terdapat fitur tulisan arab latin untuk membantu orang yang sedang belajar membaca alquran.
- Ukuran huruf arab dan terjemah dapat disesuaikan untuk kenyamanan saat membaca.
- Suara murotal Qari' dapat dipilih.
- Murotal dapat diatur agar otomatis lanjut ke ayat selanjutnya atau tidak. Sangat membantu bagi yang sedang menghafal quran.
3. FITUR TERJEMAH PER KATA.
Ketika anda mendekatkan cursor ke sebuah ayat, maka akan muncul terjemah per kata dari ayat tersebut.
4. SUMBER TEKS ARAB, TERJEMAH, DAN MUROTAL.
Kami memakai database dan murotal yang dibuat oleh http://tanzil.net/wiki/Resources. Sama seperti yang dipakai aplikasi murotal ZEKR yang sudah lama kita kenal baik di Windows, dan Linux.
5. SUMBER RINGKASAN TERJEMAH SHAHIH MUSLIM.
Teks ringkasan terjemah shahih muslim ini berasal dari software hadits web yang diolah ke dalam bentuk database untuk memudahkan pencarian.
Acer One10 II-S1002 Win10
Acer One10 II-S1002 Win10 >> Rp. 4.159.000
Convertible notebook dengan bentuk yang kompak, ringan, dan ringkas akan memberikan kemudahan dalam melakukan komputasi mobile di mana pun Anda berada. Wujudkan dengan menggunakan Acer One 10 II - S1002 (Windows 10) Silver Metallic yang mempunyai spesifikasi mumpuni untuk berbagai macam keperluan Anda.
- Prosesor Intel Atom Z3735F berkecepatan hingga 1.33GHz
- Kapasitas RAM 2GB yang responsif untuk keperluan multitasking
- Layar touchscreen berukuran 10.1 inci dengan resolusi 1280 x 800
description
ACER ONE 10 II - S1002 (WIN 10) Silver Metallic
Spesifikasi Produk
Jenis Produk: Convertible Notebook
Warna: Silver Metallic
Prosesor: Intel Atom Z3735F 1.33GHz
RAM: 2GB DDR3L SDRAM
Grafis: Intel HD Graphics (Bay Trail)
Layar: 10.1 inci 1280 x 800pixels
Tipe Layar: Touchscreen LED-Backlit IPS Multi-Touch Display
Harddisk: 32GB eMMC Flash + 500GB HDD
Daya: 8400mAh Lithium-Ion Battery
Dimensi: 10.2 x 7 x 0.4 inci
Berat: 1.195kg
OS: Windows 10
Kelebihan
- Kapasitas harddisk yang besar untuk menyimpan berbagai macam dokumen pekerjaan (32GB + 500GB)
- Daya tahan baterai yang lebih lama (8400 mAh)
- Layar yang cerah berkat teknologi LED-Backlit IPS Multi-Touch Display
- Kemampuan grafis yang lancar berkat Intel HD Graphics (Bay Trail)
- 1 unit Convertible Notebook Acer One 10 II - S1002 (Windows 10) Silver Metallic
- 1 buah Power Adapter
- 1 buah Buku Petunjuk
Langganan:
Postingan (Atom)